Selasa, 03 November 2015

Benacana Alam di Pulau Papua

TUGAS GEOLOGI INDONESIA

BENCANA ALAM DI PULAU PAPUA



 





OLEH:
Kelompok IV
Geogarfi B 2013



Sahrul H. Banat
Frangki Maswito Usman
Taufik Abdullah
Dwi Fitri Muna Indasari
Ni Kadek Sriyanti
Selvita R.M Taid




Dosen Pembimbing
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015




Luas wilayah Provinsi Papua adalah 309.934 km persegi dengan kepadatan penduduk yang cukup kecil yaitu sekitar 6 jiwa per km persegi32, merupakan provinsi terluas di Indonesia. Provinsi ini merupakan salah satu provinsi yang kaya akan suku asli yaitu terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Daratan Papua merupakan daratan yang terbentuk akibat pergerakan aktif antara lempeng pasifik dan Indo-Australia yang menyebabkan banyak terdapat patahan aktif dan gunung-gunung, yaitu: Gunung Arfak, Gunung Derabaro, Gunung Dwikora, Gunung Jaya/Ngapulu, Gunung Kwoko, Gunung Mandala, Gunung Redoura, Gunung Togwomeri, Gunung Trikora, Gunung Yamin, dan Gunung Yaramamafaka.
 Ancaman Bencana alam yang ada di papua antara lain Banjir, Gempabumi, Kebakaran Permukiman, Cuaca Ekstrem, Longsor, Abrasi, Konflik Sosial, Epidemi dan Wabah Penyakit. Wilayah Jayawijaya, jawapura, Nabire merupakan wilyah yang paling tinggi terkena bencana alam, sedangkan Tolikara, paniai, nduge adalah wilaya yang kategori sedang terkena bencana alam.

Provinsi Papua Barat memiliki luas wilayah 115.363,50 km2 dengan Kabupaten Teluk Bintuni merupakan kabupaten terluas yaitu 18.658 km2 atau 16,17 persen dari total luas wilayah Provinsi Papua Barat dan Kota Sorong merupakan kabupaten dengan luasan terkecil yaitu 1.105 km2. Kepadatan penduduk di provinsi ini mencapai 7 jiwa per km persegi33. Provinsi ini juga terdapat beberapa gunung, yaitu: Pegunungan Arfak, Pegunungan Fak- Fak Gunung Fudi, Pegunungan Kumafa, Gunung Kwoko, Pegunungan Tamarau, Gunung Togwomeri, Gunung Wasada, dan Gunung Wiwi.
Di bagian Utara wilayah Provinsi Papua Barat ini terdapat patahan yang paling aktif di Indonesia, yaitu patahan sorong sehingga wilayah ini sering mengalami gempabumi. Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa sebagian besar wilayah Provinsi papua barat berwarna hijau merupakan derah yang rendah terhadap ancaman bencana alam, Ancaman Bencana alam yang ada di provinsi papua barat antara lain Banjir, Gempabumi, Abrasi, banjir, dan longsor. Wilayah Monokwari, Teluk Mondama merupakan daerah yang paling tinggi terkena ancaman bencana alam, sedangkan kota Sorong, sorong Selatan Raja Empat merupakan daerah yang kategori sedeng untuk terkena bencana alam.
Meningkatnya banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia, sering dikaitkan dengan pembabatan hutan di kawasan hulu dari sistim daerah aliran sungai (DAS). Secara geomorfologi, Potensi Banjir yang tinggi terdistribusi pada wilayah Dataran Rendah, Dataran Alluvial serta Lembah Alluvial.
Dari gambar di atas dapat di lihat potensi banjir di daerah Provinsi papua merupakan aderah yang paling tinggi untuk potensi terkena banjir, sedangkan untuk daerha Provinsi Papua Barat merupakan wilayah dengan kategori sedang untuk potensi terkena banjir, dan kepulauan maluku termasuk daerah yang berpotensi rendah terkena bencana banjir.
Pada umumnya batuan yang mudah desintegrasi, pola patahan batuan, perlapisan batuan, ketebalan tanah lapuk, kemiringan curam, kandungan air tinggi dan getaran gempa merupakan sifat geologis yang mempengaruhi proses longsoran, manusia juga dapt menjadi faktor pendukung terjadinya longsoran, misalnya secara sengaja melakukan penebangan hutan di daerah pegunungan, melakukan penambahan beban, penambahan kadar air, penambahan sudut lereng. Karena faktor kadar air merupakan hal yang cukup dominan, maka longsor sering terjadi di musim hujan.
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa sebaran potensi tanah longsor di ke empat Provinsi tersebut pada umumnya yang tersebar di bagian tengah pada daerah perbukitan dan pegunungan yang memiliki karakteristik berlereng terjal dengan karakteristik penggunaan tanah lebih didominasi oleh penggunaan tanah pertambangan, tanah terbuka, pemukiman, transmigrasi dan airport. daerah Provinsi papua merupakan aderah yang paling tinggi untuk potensi terkena tanah longsor, sedangkan untuk daerha Provinsi Papua Barat merupakan wilayah dengan kategori sedang untuk potensi terkena tanah longsor, dan kepulauan maluku termasuk daerah yang berpotensi rendah terkena bencana tanah longsor.



Referensi
BNPB. 2011. Indeks Rawan Bencana Indonesia. Jakarta. Deputi Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan.
KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. 2027. Analisis Potensi Rawan Bencana Alam di Papua dan Maluku (Tanah Longsor – Banjir – Gempa Bumi - Tsunami). Jakarta. Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar